Jumat, 18 Juni 2010

PPS

Syndrome adalah serangkaian gejala yang terjadi pada manusia, dimana yang mencolok mungkin hanya satu gejala saja. Post Power Syndrome, yang kedepan nya akan saya tulis PPS banyak dialami oleh orang yang merasa kecewa, bingung, kesepian, ragu-ragu, khawatir, takut, putus asa, ketergantungan, kekosongan dan kerinduan. Selain itu, harga dirinya juga menurun, merasa tidak dihormati lagi dan terpisah dari kelompok.

PPS ini memang tidak pernah disadari oleh orang yang mengalaminya dan gejala ini terjadi pada orang yang mulanya memiliki kekuasaan atau jabatan dan ketika jabatan itu tidak lagi dipegang, muncullah beberapa gejala psikologis atau emosional yang sifatnya kurang positif.

Beberapa gejalanya dapat dibagi atas 3 ranah, yaitu :

1. Gejala Fisik, misalnya tampak kuyu, terlihat lebih tua, tubuh lebih lemah,sakit- sakitan

2. Gejala Emosi, misalnya mudah tersinggung, pemurung, sering menarik diri dari pergaulan atau sebaliknya cepat marah untuk hal-hal kecil, tak suka disaingi, dan tak suka dibantah

3. Gejala Perilaku, misalnya menjadi pendiam, pemalu, atau justru senang berbicara mengenai kehebatan dirinya di masa lalu, senang menyerang pendapat orang, mencela, mengkritik, tak mau kalah, dan menunjukkan kemarahan nya, baik di rumah ataupun tempat umum.

Penyebab paling dominan dari PPS adalah berhentinya seseorang dari jabatan yang Ia pegang, bisa karena pilihan dia ataupun keharusan. Setelah jabatan itu selesai mereka emban, ada dua kemungkinan yang akan terjadi, ada yang bahagia karena berhasil, ataupun ada yang tidak puas dan kecewa karena gagal.

Syndrome ini bisa dialami baik oleh laki-laki maupun wanita, tergantung dari berbagai faktor seperti ciri keperibadian, penghayatan terhadap makna dan tujuan kerja, pengalaman, pengaruh lingkungan dan budaya. PPS ini merupakan salah satu tanda kurang berhasilnya seseorang menyesuaikan diri.

Beberapa cirri kepribadian yang rentan terhadap PPS ini adalah :

· Mereka yang senang dihargai dan dihormati orang lain

· Suka mengatur

· “Gila jabatan”

· Menuntut agar permintaan nya dipenuhi orang lain

· Suka dilayani

Secara ringkas bisa kita sebut mereka adalah orang dengan Need of Power yang tinggi. Selain itu, ada pula mereka sebenarnya kurang kuat Percaya diri[PD] nya sehingga Ia membutuhkan pengakuan dari orang lain, melalui jabatannya dia merasa “aman”

Bagaimana menghadapi orang yang terjangkit PPS ini?

Mengahadapi orang yang sudah terlanjur menderita memang membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Satu hal yang harus kita sadari, penderita tak akan pernah sadar bahwa Ia akan terjangkiti PPS ini. Tapi, dengan melawan ataupun menyadarkan mereka secara langsung juga tidak bijak.

Kita bisa meminta pihak ketiga. Yaitu orang yang mendapat respek dari orang yang bersangkuta [penderita PPS] untuk memberi sedikit wejangan. BIsa juga dibawa kea rah spiritual.

Selanjutnya, kita harus belajar penderita PPS apa adanya, tidak merespon kemarahan dengan hal yang sama.

Sumber inspirasi: Agustine Dwi Putri-Psikolog